Tuesday, August 30, 2011

Sekilas Standar Gaji dan UMR

Bagaimana Sanksi untuk perusahaan yang gaji karyawannya dibawah UMR ??
Bisa dibaca disini .


UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Pasal 89
(1) Upah minimum sebagai dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri dari atas :
 a.   upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
 b.   upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.
(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 90
(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.
(2) Bagai pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 dapata dilakukan penangguhan.
(3) Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 185
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90 ayat (1), Pasal 143, dan Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta rupah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.


Pasal 100
(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang dipekerjakan.
(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. waktu kerja siang hari :
a.1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
a.2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
b. waktu kerja malam hari :
b.1. 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b.2. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
(3) Dalam hal pengusaha mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja sebagaimana diamksud pada ayat (2), pengusaha wajib membayar upah waktu kerja lembur kepada pekerjanya.
(4) Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat dilakukan paling banyak :
a. 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu;
b. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja siang hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan; atau
c. 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja malam hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan.

Pasal 181
Barangsiapa :
a. melaksanakan waktu kerja melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (1) dan ayat (2);
b. tidak membayar upah lembur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (3);
c. mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 ayat (4);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Pasal 184
(1) Barangsiapa :
a. mempekerjakan pekerja pada hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) di luar ketentuan ayat (2);
b. mempekerjakan pekerja pada hari libur resmi tanpa memberikan upah lembur sebagaimana dimaksud dalam pasal 107 ayat (3);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
(2) Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, hakim dapat menjatuhkan putusan membayar upah lembur pekerja

free proxy 30 agustus 2011

1 41.190.16.17:8080    HTTP    ANM    Nigeria (Lagos)    30-aug-2011 06:10
2 212.33.80.6:8080    HTTP    ANM    Poland 30-aug-2011 06:09
3 218.204.240.26:8080    HTTP    ANM    China (Guangzhou)     30-aug-2011 06:09
4 78.155.208.9:8080    HTTP    ANM    Russian Federation (Saint Petersburg)    30-aug-2011 06:08
5 115.78.0.18:8080    HTTP    ANM    VietNam (Ho Chi Minh City)    30-aug-2011 06:08

solusi tepat pindah kerja



1. Gaji tidak sesuai
Pekerjaan terus bertambah, tetapi tidak diikuti kenaikan gaji meskipun Anda sudah bekerja lebih dari setahun? Kondisi tersebut tentu bukan hal baik. Dengan porsi pekerjaan makin bertambah, seharusnya ada penyesuaian pembayaran sebagai bentuk penghargaan perusahaan.

"Jika Anda tetap bekerja tanpa ada kompensasi sesuai, atau tidak sepadan antara biaya makan dan transportasi, segera cari pekerjaan baru jika tidak ingin merugi," kata Radhika Goswami, Konsultan Sumber Daya Manusia asal India, seperti dikutip dari Idiva.com.

2. Tak ada kepuasan
"Tidak adanya kepuasan akan membuat karyawan kehilangan motivasi dalam bekerja. Hal ini akan berdampak pada hasil pekerjaan yang cenderung menurun atau memburuk. Jangan tunggu sampai Anda dipecat, lebih baik cari pekerjaan lain sesegera mungkin," kata Goswami.

Jika pekerjaan mulai tidak menarik, fasilitas kantor sangat tidak memuaskan dan Anda selalu mengeluh, pasti hasil pekerjaan akan buruk. Cari pekerjaan yang memang bisa membuat Anda mendapat kepuasan, bukan hanya soal materi tetapi juga psikologis.

3. Jenjang karier tidak jelas
Semua orang pasti ingin mendapatkan karier yang lebih baik setelah sekian lama bekerja. Jika sudah bekerja dalam hitungan tahun dan tidak ada peningkatan karier, Anda bisa jadi terjebak dalam pekerjaan yang sama bertahun-tahun. Apalagi jika penilaian hasil pekerjaan tidak jelas, begitu pun jenjang karier yang ada. Sebaiknya, jangan sia-siakan waktu Anda dalam ketidakjelasan, karena ini terkait masa depan.

4. Tawaran lebih baik
Dapat tawaran pekerjaan lebih baik tetapi tidak terlalu menguasai bidangnya? Jangan takut untuk mencobanya. Ini merupakan tantangan besar yang harus Anda taklukan. Sebenarnya, melepaskan pekerjaan saat ini bukan semata soal materi atau gaji lebih baik, tetapi juga keberanian Anda lepas dari 'zona nyaman'.